Serunya Baca Buku Teach Like Finland
1. Kesejahteraan
Disini Walker menceritakan tentang
strategi Jadwal istirahat otak; belajar sambil bergerak; recharge sepulang
sekolah; menyederhanakan ruang: menghirup udara segar; masuk ke alam liar;
menjaga kedamaian
ü Jadwal istirahat otak
Membandingkan bagaimana sibuknya
aktivitas belajar mengajar di Amerika dengan Finlandia. Terlihat buang-buang
waktu, namun ternyata menyempatkan istirahat secara rutin di sela-sela
pembelajaran terbukti efektif untuk menjaga konsentrasi para peserta didik.
Dalam satu jam pembelajaran disediakan waktu 15 menit untuk mengistirahatkan
otak. Bukan untuk diakumulasikan, tapi diteraturkan meskipun sebentar.
ü Belajar sambil bergerak
Galeri berjalan bisa dijadikan
pilihan untuk tetap membuat siswa betah belajar. Presentasi satu per satu
nampak tidak efektif jika hanya begitu-gitu saja. Setiap siswa menempelkan
karya untuk kemudian diberi masukan oleh para teman layaknya sebuah pameran
terlihat lebih efisien. Dengan begini seorang fasilitator secara tidak langsung
telah memperbaiki karya anak didik.
ü Recharge sepulang sekolah
Di Finlandia, beban fulltime itu
hanya 24 jam seminggu, sangat ‘malas’ dibanding Amerika. Karena mereka tahu
pentingnya meninggalkan tempat kerja untuk recharge dalam rangka agar tetap
kuat menjadi guru.
Sekali kita memahami pentingnya
rutinitas recharge baterei mengajar, kita juga akan mulai melihat bagaimana
pentingnya hal ini bagi peserta didik.
Maaf jika membuat Anda kecewa, mitos
populer bahwa tidak ada PR di Finlandia, karena guru disana memiliki pemahaman
signifikan tentang PR, sederhana dapat dikerjakan beberapa hari.
ü Menyederhanakan ruang
Buat ruang tetap sederhana, karena
sesuai dengan penelitian bagaimana ruang kelas yang banyak dekorasi berpotensi
membuat anak-anak gagal fokus pada pelajaran. Jikalau ingin menempel, tetap
fokus untuk menyediakan tempat bagi karya ‘spesial’ agar mereka memiliki
tanggung jawab. Libatkan mereka untuk menghemat waktu.
ü Menghirup udara segar
Suatu keberuntungan saat seorang
siswa tanpa diminta selalu membuka jendela yang ada di kelas. Baru disadari,
udara alami sangat dibutuhkan otak agar tetap konsentrasi bekerja. Suhu ideal
untuk belajar adalah 19 derajat celsius dan 24 derajat celsius. Inilah salah
satu mengapa penting menempel termometer di ruangan. Minimalkan penggunaan
bantuan cahaya dalam ruangan.
Hiruplah udara segar, bahkan hujan
sekalipun bukan alasan untuk tidak istirahat di luar kelas, karena kita bukan
gula.
ü Masuk ke alam liar
Manfaatkan kekayaan daerah, bisa
dengan berkegiatan menyusuri hutan yang ada. Atmosfer belajar menjadi kompleks
namun tetap damai ketika belajar praktik berbasis lingkungan, bahkan sampai
masuk ke alam liar, misalnya tradisi berkemah untuk kelas 5 dan 6 selama
beberapa hari.
ü Menjaga kedamaian
Putar badan dan mulai bicara. Beri
kesempatan para peserta didik untuk memilih kepentingannya, entah berdiskusi,
berkonsentrasi ataupun bereksperimen, sebab polusi kebisingan mempengaruhi
pemahaman.
Buatlah aturan bersama dengan point
utama ‘hormati diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Bisa dengan kegiatan
pengukuran kebisingan.
2. Rasa dimiliki
Walker cerita tentang strategi
mengenal setiap anak; bermain dengan anak-anak; merayakan pembelajaran mereka;
mengejar mimpi kelas; menghapus perisakan (bullying); berkawan.
ü Mengenal setiap anak
Guru yang berkomitmen mengenal murid
mereka, suka tidak suka akan mengembangkan berbagai metode untuk mengenal murid
dengan baik, yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam membentuk rasa
dimiliki pada setiap anak.
ü Bermain dengan anak-anak
The first day school- Anda hars
selesai menyelesaikan semua persiapan sebelum sekolah dimulai, karena itulah
keberhasilan Anda sepanjang tahun. Seminggu pertama untuk ‘bermain’, misal
membentuk tim building atau permainan bingo manusia.
ü Merayakan pembelajaran mereka
Menikmati bersama masakan yang
dihasilkan di kelas memasak selama 20 menit di akhir pembelajaran merupakan
kegiatan yang begitu mengena bagi mereka. Atau mengadakan obrolan buku dimana
para peserta didik diberi kesempatan memilih sendiri bahan bacaan sesuai level,
lalu mereka menyampaikan sedikit laporan yang menunjukkan pemahaman (bisa jadi
mirip sayembara kali ini).
ü Mengejar mimpi kelas
Tradisi berkemah membuat munculnya
inisiatif untuk melakukan penggalan dana. Ada lagi ide cemerlang untuk membuat
blog pembelajaran kelas yang menyenangkan. Pastikan mereka terlibat dalam
setiap mimpi kelas. Paling penting adalah mimpi tersebut harus realistik.
ü Menghapus perisakan
Hal yang sering terabaikan adalah
tindakan mirip perisakan. Isi formulir kesepakatan waktu negosiasi dan terus
lakukan follow up.
ü Berkawan
Tidak ada salahnya, fasilitator
memberi kesempatan untuk pertukaran belajar antar tingkat. Kakak adik belajar
saling memahami, dan perisakan terbukti berkurang dengan kegiatan ini.
3. kemandirian
Walker mengumpulkan strategi berikut
disini: mulai dengan kebebasan; meninggalkan batas; menawarkan pilihan; buat
rencana bersama kawan kecil anda; buat jadi nyata; tuntutan tanggung jawab
Pelajar SD di Finlandia terbiasa
berangkat dan pulang sekolah tanpa antar jemput. Kemandirian diluar sekolah,
ditularkan ke dalam kelas model jam pelajaran terbuka yang penuh kebebasan,
misalnya pada “Pekan Pembelajaran Mandiri”. Teach like a champion, Doug Lenov
menyebut do know dengan arahan di satu tiitik, tanpa perlu instruksi lebih
lanjut, sebaiknya dalam bentuk tertulis, 3-4 menit untuk menampilkan secara
singkat materi hari itu.
4. penguasaan
Ajarkan hal-hal mendasar; gunakan
buku pegangan; manfaatkan teknologi; memasukkan musik; menjadi pelatih;
buktikan pembelajaran; mendiskusikan nilai.
Walaupun diberi ruang kebebasan,
murid dan guru tetap memiliki buku pegangan berdasarkan kurikulum agar mereka
tetap fokus pada konten yang mendasar dan penting. Pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran di Finlandia sesuai kebutuhan, dalam arti tidak harus memiliki
gawai teknologi terbaru, karena bagi mereka yang terpenting adalah
pembuktian/penguasaan materi yang diuji saat ujian/test. Soal test SD di sana
sudah diberikan model pertanyaan terbuka dan mengasah analisis. Berikut contoh
soal pelajaran Sejarah mereka : “Mengapa orang-orang bermigrasi ke Finlandia?
Jelaskan Pemikiranmu”. Yang paling aneh di bagian ini adalah penilaian bukan
hak prerogratif guru, murid dilibatkan diskusi dalam proses ini sebelum
dituliskan di rapor. Sejak 2016, penilaian tidak ditekankan pada angka,
melainkan masukan naratif.
5. Pola pikir
Terakhir, Walker mengajak kita untuk
mencari flow; berkulit tebal; kolaborasi lewat kopi; menyambut para ahli;
melepas diri untuk berlibur; jangan lupa bahagia.
Setiap guru di Finlandia memiliki
mentor dan partner yang saling menguatkan, saling membantu cek medis dan
berkolaborasi lewat kopi di setiap jeda sehari-hari. Carilah flow bukan
superioritas, berkulit tebal bukan keras kepala. Tampak bijaksana jika Anda
memiliki dana yang cukup, untuk secara fisik melepaskan diri, berlibur dan
mengisinya dengan sehat (ubah pola pikir?), off dari email dan sosial media.
Dengan begini akan lebih membuat kita bersemangat menjadi lebih aktif secara
fisik, lebih menghargai alam, dan lebih banyak waktu untuk keluarga.
Kebahagianlah yang membuat saya
tetap mengajar, selalu saya ingat dan prioritaskan di kelas. Bagaimana dengan
Anda?
Wallahu ‘alam bi shawab
Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar. Semoga bermanfaat